Monday, February 2, 2009

TERJEMAHAN RASAIL NUR

Sambungan “al-Hamdu”

Nilai Kelima

Segala puji bagi Allah SWT yang telah merubah gambaran orang-orang yang dianggap sebagai musuh menjadi orang-orang yang dicintai; merubah gambaran orang-orang yang dianggap asing menjadi saudara; merubah gambaran orang-orang yang dianggap telah mati menjadi orang-orang hidup; dan merubah gambaran orang-orang yang dianggap sebagai anak-anak yatim yang menangisi sesuatu menjadi hamba-hamba yang selalu bertasbih dan berzikir.

Maksudnya, bahwasanya pandangan kelalaian akan melihat benda-benda alam semesta adalah sangat berbahaya seperti halnya musuh-musuh; berasa bersendirian dan takut kepada segala sesuatu; dan melihat semua perkara seperti asing. Kerana dalam pandangan kesesatan, hubungan persaudaraan terputus dalam setiap zaman yang telah lalu dan yang akan datang. Persaudaraan bagi mereka hanyalah untuk zaman sekarang yang sangat kecil dan sempit. Maka persaudaraan orang-orang yang sesat bagaikan persaudaraan yang berlangsung selama satu detik dari seribu tahun di dalam keterasingan. Sedangkan persaudaraan orang-orang yang beriman akan memanjang mulai awal masa yang telah lalu hingga akhir masa yang akan datang.

Pandangan kesesatan akan melihat planet-planet alam semesta ini bagai benda-benda mati yang membuat kerinduan. Sedangkan pandangan keimanan akan melihat benda-benda itu sebagai sesuatu yang hidup dan menghilangkan kerinduan. Mereka berbicara dengan lisan-lisan keadaannya, bertasbih kepada Penciptanya. Dari sisi ini, maka mereka mempunyai ruh dan kehidupan. Sehingga tidak membuat orang selalu dalam keadaan merindu, tapi menghilangkan kerinduan dan ketersendirian.

Pandangan kesesatan juga melihat makhluk-makhluk berkehidupan tapi tidak dapat memenuhi keperluan dan keinginan mereka sebagai makhluk yang tidak mempunyai pelindung dan teman yang mencintai dan membantu. Mereka bagaikan anak-anak yatim yang hanya dapat menangis kerana kelemahan, kesedihan dan kesengsaraan. Tapi pandangan keimanan akan berkata, "Sesungguhnya makhluk-makhluk yang berkehidupan itu bukanlah anak-anak yatim yang hanya dapat menangis, tapi mereka adalah hamba-hamda yang diberi kewajiban, diperintah, ditugasi, berzikir dan bertasbih.


Nilai Keenam

Segala puji bagi Allah SWT atas nikmat keimanan yang telah menggambarkan dua buah alam seperti dua buah meja makan penuh dengan kenikmatan-kenikmatan. Dari meja makan itu, manusia dengan keimanan dapat mengambil manfaat dengan berbagai macam inderanya, baik lahir maupun bathin.

Benar, dalam pandangan kesesatan, lingkaran permanfaatan yang dilakukan oleh makhluk berkehidupan semakin kecil. Semakin mengecil kerana berubah hanya menjadi lingkaran kelazatan-kelazatan materi yang menyakitkan ketikamana ia hilang. Tapi dengan cahaya keimanan, lingkaran itu semakin luas, menjadi lingkaran yang luasnya seperti langit dan bumi bahkan dunia dan akhirat.

Seorang mukmin melihat matahari sebagai sebuah lampu di rumahnya yang menemani dalam melaksanakan tugas-tugasnya; yang menemani dalam perjalanannya, maka matahari adalah kenikmatan dari kenikmatan. Orang yang menganggap matahari sebagai kenikmatan baginya, maka lingkaran pemanfaatannya akan lebih luas daripada langit.

Maka Al-Qur'an yang keterangannya adalah sebuah mukjizat mengatakan:

وسخر لكم الشمس والقمر...


Artinya, "Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan." (Ibrahim: 33)


وسخر لكم ما في السماوات وما في الأرض جميعا...

Artinya:
"Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya." (Al-Jatsiyah: 13)

Dengan menggunakan ilmu balaghah dapat diketahui bahwa ayat-ayat di atas mengisyaratkan bahwa besar dan banyak sekali kebaikan-kebaikan Allah SWT yang timbul dari keimanan.


Nilai Ketujuh

Segala puji bagi Allah SWT atas adanya Allah SWT. Kerana adanya Allah SWT Yang Maha Wajib Ada adalah sebuah nikmat yang tidak dapat ditandingi oleh nikmat yang lain. Untuk sekelian manusia dan makhluk. Kenikmatan yang satu ini memiliki berbagai kenikmatan yang tidak ada akhirnya; berbagai jenis kebaikan yang tidak ada hujungnya; dan bermacam-macam pemberian yang tidak ada batasnya.

Aku dulu pernah menunjukkan hal itu pada beberapa perbahasan tentang Risalah An-Nur. Setiap Risalah An-Nur yang membahasi masalah keimanan kepada Allah SWT adalah perbahasan yang menyingkap rahsia kenikmatan ini. Maka kerana itu, kita tidak akan berpanjang-panjang dalam pembahasan ini.

Segala puji bagi Allah SWT atas rasa kasihNya. Rasa kasih yang mengandung banyak sekali kenikmatan, sebanyak jumlah makhluk hidup yang bergantung kepada rasa kasih itu. Kerana dengan kesempurnaan fitrahnya, manusia mempunyai hubungan dengan semua makhluk hidup, hubungan itu menghasilkan kebahagiaan maknawi yang berasal dari kebahagian makhluk-makhluk hidup itu. Dan dalam fitrahnya, manusia juga akan merasai kesakitan yang berasal dari kesakitan makhluk-makhluk hidup itu. Maka nikmat yang diberikan kepada makhluk-makhluk hidup itu, akan juga menjadi nikmat bagi manusia.

Segala puji bagi Allah SWT atas rasa sayangNya sebanyak jumlah anak-anak yang mendapat rasa sayang dari ibu-ibunya. Kerana setiap orang yang mempunyai fitrah yang lurus akan merasai kesakitan kenyerian dari tangisan anak-anak tak beribu yang kelaparan. Orang yang mempunyai fitrah yang lurus juga akan merasai sebuah kenikmatan ketika anak-anak kecil itu mendapatkan rasa sayang dari ibunya.

Segala puji bagi Allah SWT atas kebijaksanaanNya, sebanyak jumlah titik kebijaksanaanNya di alam raya ini. Kerana ketika jiwa manusia merasakan sebuah kenikmatan dengan manisnya rasa kasih Allah SWT, hati manusia juga merasakan kenikmatan dengan penampakan rasa sayang Allah SWT, akal manusia juga akan merasakan kelazatan dari kebijaksanaan-kebijaksanaan Allah SWT.

Segala puji bagi Allah SWT atas pemeliharaanNya, sebanyak jumlah tajalli namaNya 'Al-Warits' (Maha Pewaris, kekal setelah musnahnya seluruh makhluk); sebanyak jumlah apa-apa yang masih ada setelah hilangnya tumbuh-tumbuhan, orang-orang tua, dan teman-temannya; sebanyak jumlah apa-apa yang ada di alam akhirat; sebanyak jumlah keinginan-keinginan manusia yang tersimpan untuk kemudian diberikan kepadanya di hari akhirat. Kerana utuhnya kenikmatan adalah kenikmatan yang lebih besar dari kenikmatan itu sendiri; tetapnya kelazatan adalah kelazatan yang lebih tinggi dari kelazatan itu sendiri; dan kekal di syurga adalah kenikmatan yang lebih tinggi dari syurga itu sendiri. Dan seterusnya.

PemeliharaanNya itu mengandungi kenikmatan-kenikmatan yang lebih banyak, lebih besar, dan lebih tinggi dari semua kenikmatan pada semua yang ada di alam raya ini.

Demikianlah seterusnya. Lakukanlah pengqiyasan atas nama-nama Allah SWT Ar-Rahman, Ar-Rahim, Al-Hakim, Al-Hafiz, dan semua nama-nama Allah SWT yang lain.

Segala puji bagi Allah SWT atas setiap nama-namaNya, dengan sebuah pujian yang tidak akan berakhir. Kerana dalam setiap nama itu ada nikmat-nikmat yang tidak ada akhirnya.

Segala puji bagi Allah SWT atas diturunkannya Al-Qur'an, kerana Al-Qur'an adalah biografi bagi semua pemberian kenikmatan-kenikmatan yang tidak ada akhirnya. Kami memujiMu dengan sebuah pujian yang tidak akan berakhir.

Segala puji bagi Allah SWT atas diutusnya Muhammad SAW, dengan pujian yang tidak akan berakhir. Kerana beliau adalah wasilah atau jalan bagi keimanan. Keimanan yang merupakan kunci bagi semua perbendaharaan kenikmatan yang telah kami jelaskan pada pembahasan kita kali ini.

Segala puji bagi Allah SWT atas nikmat agama Islam, yang menjadi tempat keridhaan Allah SWT Tuhan seluruh alam. Islam juga merupakan daftar isi bagi seluruh nikmat-nikmatNya baik yang lahir mahupun bathin. Kami memujiMu dengan sebuah pujian yang tidak akan pernah berakhir.


Nilai Kelapan

Segala puji bagi Allah SWT yang memuji dan mengagumi diriNya sendiri dengan menunjukkan segala kesempurnaan dan keindahanNya. Kitab besar yang bernama alam semesta ini, dengan semua bab, pasal, halaman, baris, kata, dan hurufnya, adalah memuji dan bertasbih kepadaNya. Pujian dan tasbih mereka adalah dengan cara menampakkan semua sifat keindahan Penulis kitab besar ini; dengan cara menampakkan cahaya-cahaya sifat kesempurnaan Penciptanya Yang Maha Kuasa, Mengetahui, Kukuh, dan Bijaksana; dan dengan cara memantulkan cahaya-cahaya penampakan nama-namaNya.


Nilai Kesembilan

Segala puji dari --Allah SWT, denganNya, dan atasNya-- bagi Allah SWT sebanyak jumlah eleman-eleman alam semesta ini. Dari awal adanya dunia hingga makhluk Allah SWT yang terakhir. Dalam setiap detik-detik zaman, dari zaman azali hingga selama-lamanya.

Segala puji bagi Allah SWT atas Hamdalah dengan perputarannya di rantaian yang tidak pernah berakhir selamanya.

Segala puji bagi Allah SWT atas nikmat Al-Qur'an dan pemberian keimanan kepadaku dan saudara-saudara, sebanyak jumlah eleman adanya, dalam setiap detik umurku di dunia dan kekekalanku di akhirat.


قالوا سبحانك لا علم لنا إلاما علمتنا انك أنت العليم الحكيم


Artinya:
"Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana." (Al-Baqarah: 32).


وقالوا الحمدلله الذى هدانا لهاذا وما كنا لنهتدى لولآ أن هدانا الله لقد جآءت رسل ربنا بالحق..

Artinya:
"Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki Kami kepada (syurga) ini. dan Kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi Kami petunjuk. Sesungguhnya telah datang Rasul-rasul Tuhan Kami, membawa kebenaran." (Al-A'raf: 43)


Shalawat dan salam atas Baginda Rasulullah SAW, dengan sebanyak jumlah amal-amal kebaikan umatnya, juga atas keluarga dan semua sahabatnya. Amin.

Walhamdulillahi Rabbil 'Alamin

No comments:

Post a Comment