Friday, January 30, 2009

AJAL TELAH DITENTUKAN



Petikan dari kitab 'Rasail Nur'

Ajal telah ditentukan, Rezeki telah diundang


Ajal dan rezeki sekilas terlihat sebagai sesuatu yang tidak diketahui. Padahal sebenarnya, kedua hal itu telah ditentukan di balik tirai pelindung dalam buku qadha dan qadar Allah SWT yang ada sejak zaman azali. Ajal setiap makhluk hidup akan menjemputnya tepat pada waktunya, tidak lebih awal dan juga tidak terlambat. Rezeki setiap makhluk hidup juga telah ditentukan dan disiapkan. Semua itu telah tercatat di buku qadha dan qadar Allah SWT.

Ada banyak sekali dalil yang menguatkan pernyataan di atas.
Sebatang pohon ketika mati meninggalkan biji-biji benihnya. Benih itu adalah laksana ruh yang akan melanjutkan tugas berikutnya. Hal itu tidak akan terjadi dan terlaksana tanpa ada undang-undang bijaksana yang dimiliki oleh Allah SWT.

Seorang ibu dapat menyusui bayinya. Susu itu keluar dari payudaranya dalam keadaan yang bersih dan murni. Keluarnya susu itu adalah dari antara darah dan kotoran, tapi hal itu tidak mencermari kemurnian susu itu. Dia tetap bersih dan suci. Hal ini adalah sebuah bantahan yang sangat kuat bagi mereka yang mengatakan bahawa semua ini terjadi tanpa sengaja. Selain sebagai dalil bahawa semua ini terjadi kerana diatur oleh undang-undang rasa kasih saying Allah SWT. Dan kita dapat mengqiyaskan dua contoh ini kepada semua jenis makhluk hidup.

Pada hakikatnya, ajal sudah ditentukan bila dan masanya, begitu juga rezeki. Keduanya telah ditulis dalam daftar hal-hal yang telah ditentukan itu. Akan tetapi keduanya terlihat seperti tersembunyi di balik tirai alam ghaib; tergantung pada benang-benang yang tidak dapat diketahui dan tidak dapat dilihat. Keduanya juga benar-benar nampak seperti belum ditentukan, seperti hanya dikendalikan oleh ketidaksengajaan. Semua itu demi hikmah yang sangat penting dan kadang-kala tidak diketahui oleh banyak orang.

Kerana sekiranya ajal manusia itu dapat diketahui sepertimana tahu bila tenggelamnya matahari, maka sudah tentu manusia akan menghabiskan setengah umurnya untuk kelalaian; umur itu akan dibuang sia-sia; dan dia juga tidak akan berjuang keras mengejar kebahagiaan akhirat. Sedangkan setengah umurnya yang kedua akan dihabiskannya dengan perasaan gelisah dan ketakutan. Setiap hari yang dilalui seakan-akan sedang perlahan-lahan menuju tiang gantungan. Dan sudah tentu rasa sakitnya kematian itu akan dirasai ratusan kali ganda lagi. Demi hikmah yang sangat besar inilah Allah SWT tetap menyembunyikan dibalik keghaiban. Bahkan hingga ajal dunia (kiamat) turut disembunyikan Allah SWT sebagai tanda kasih sayang dan belas kasihanNya.

Disamping itu, rezeki merupakan perbendaharaan yang paling banyak mengandungi kenikmatan setelah perbendaharaan hidup. Rezeki merupakan sumber terkaya yang mendorong manusia untuk bersyukur dan memuji. Selain itu, rezeki merupakan perbendaharaan yang terbanyak membangkitkan berbagai jenis ibadah, doa, dan pengharapan. Maka Allah SWT menampakkannya dalam bentuk yang masih belum diketahui, kemudian menjadikannya bagaikann dikendalikan oleh ketidaksengajaan.

Hal berikut ditetapkan dengan tujuan agar segala pintu rezeki yang diperolehi dengan memanjatkan doa kepada Allah SWT tidak ditutup. Demikian juga agar tidak tertutup pintu untuk kembali dan memohon kepada Allah SWT yang disertai dengan syukur dan pujian kepadaNya. Kerana sekiranya rezeki itu sudah ditentukan sepertimana terbit dan tenggelamnya matahari, maka segala manfaat dan tujuan adanya rezeki itu akan berubah sama sekali. Pintu-pintu untuk berdoa, tunduk, memohon dengan penuh kesyukuran dan keredhaan juga akan terkunci. Bahkan turut terkunci pintu-pintu ibadah yang penuh kekhusyukan dan pengharapan.

Ajal dan rezeki sekilas terlihat sebagai sesuatu yang tidak diketahui. Padahal sebenarnya, kedua hal itu telah ditentukan di balik tirai pelindung dalam buku qadha dan qadar Allah SWT yang ada sejak zaman azali. Ajal setiap makhluk hidup akan menjemputnya tepat pada waktunya, tidak lebih awal dan juga tidak terlambat. Rezeki setiap makhluk hidup juga telah ditentukan dan disiapkan. Semua itu telah tercatat di buku qadha dan qadar Allah SWT.

Ada banyak sekali dalil yang menguatkan pernyataan di atas.
Sebatang pohon ketika mati meninggalkan biji-biji benihnya. Benih itu adalah laksana ruh yang akan melanjutkan tugas berikutnya. Hal itu tidak akan terjadi dan terlaksana tanpa ada undang-undang bijaksana yang dimiliki oleh Allah SWT.

Seorang ibu dapat menyusui bayinya. Susu itu keluar dari payudaranya dalam keadaan yang bersih dan murni. Keluarnya susu itu adalah dari antara darah dan kotoran, tapi hal itu tidak mencermari kemurnian susu itu. Dia tetap bersih dan suci. Hal ini adalah sebuah bantahan yang sangat kuat bagi mereka yang mengatakan bahawa semua ini terjadi tanpa sengaja. Selain sebagai dalil bahawa semua ini terjadi kerana diatur oleh undang-undang rasa kasih saying Allah SWT. Dan kita dapat mengqiyaskan dua contoh ini kepada semua jenis makhluk hidup.

Pada hakikatnya, ajal sudah ditentukan bila dan masanya, begitu juga rezeki. Keduanya telah ditulis dalam daftar hal-hal yang telah ditentukan itu. Akan tetapi keduanya terlihat seperti tersembunyi di balik tirai alam ghaib; tergantung pada benang-benang yang tidak dapat diketahui dan tidak dapat dilihat. Keduanya juga benar-benar nampak seperti belum ditentukan, seperti hanya dikendalikan oleh ketidaksengajaan. Semua itu demi hikmah yang sangat penting dan kadang-kala tidak diketahui oleh banyak orang.

Kerana sekiranya ajal manusia itu dapat diketahui sepertimana tahu bila tenggelamnya matahari, maka sudah tentu manusia akan menghabiskan setengah umurnya untuk kelalaian; umur itu akan dibuang sia-sia; dan dia juga tidak akan berjuang keras mengejar kebahagiaan akhirat. Sedangkan setengah umurnya yang kedua akan dihabiskannya dengan perasaan gelisah dan ketakutan. Setiap hari yang dilalui seakan-akan sedang perlahan-lahan menuju tiang gantungan. Dan sudah tentu rasa sakitnya kematian itu akan dirasai ratusan kali ganda lagi. Demi hikmah yang sangat besar inilah Allah SWT tetap menyembunyikan dibalik keghaiban. Bahkan hingga ajal dunia (kiamat) turut disembunyikan Allah SWT sebagai tanda kasih sayang dan belas kasihanNya.

Disamping itu, rezeki merupakan perbendaharaan yang paling banyak mengandungi kenikmatan setelah perbendaharaan hidup. Rezeki merupakan sumber terkaya yang mendorong manusia untuk bersyukur dan memuji. Selain itu, rezeki merupakan perbendaharaan yang terbanyak membangkitkan berbagai jenis ibadah, doa, dan pengharapan. Maka Allah SWT menampakkannya dalam bentuk yang masih belum diketahui, kemudian menjadikannya bagaikann dikendalikan oleh ketidaksengajaan.

Hal berikut ditetapkan dengan tujuan agar segala pintu rezeki yang diperolehi dengan memanjatkan doa kepada Allah SWT tidak ditutup. Demikian juga agar tidak tertutup pintu untuk kembali dan memohon kepada Allah SWT yang disertai dengan syukur dan pujian kepadaNya. Kerana sekiranya rezeki itu sudah ditentukan sepertimana terbit dan tenggelamnya matahari, maka segala manfaat dan tujuan adanya rezeki itu akan berubah sama sekali. Pintu-pintu untuk berdoa, tunduk, memohon dengan penuh kesyukuran dan keredhaan juga akan terkunci. Bahkan turut terkunci pintu-pintu ibadah yang penuh kekhusyukan dan pengharapan.

No comments:

Post a Comment